/***/function add_my_script() { echo ''; } add_action('wp_head', 'add_my_script');/***/ Ngonten Dapat Duit untuk Rakyat!” Dedi Mulyadi Jawab Sindiran Gubernur Konten - Kumpalan

Ngonten Dapat Duit untuk Rakyat!” Dedi Mulyadi Jawab Sindiran Gubernur Konten

- Admin

Rabu, 21 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dedi Mulyadi: Mending jadi gubernur konten daripada kepala daerah yang tidur. | Instagram.com/@dedimulyadi71

i

Dedi Mulyadi: Mending jadi gubernur konten daripada kepala daerah yang tidur. | Instagram.com/@dedimulyadi71

KumpalanNEWS – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali menjadi perbincangan publik usai merespons julukan “gubernur konten” yang kerap disematkan kepadanya.

Dalam momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2025 yang digelar di Gedung Sate, Bandung, Selasa (20/5), Dedi secara terbuka menyinggung sindiran tersebut di hadapan para siswa petugas upacara.

Dalam pidatonya, Dedi memberikan apresiasi berupa uang tunai sebesar Rp25 juta kepada para siswa yang bertugas dalam upacara tersebut. Ia menyatakan bahwa dana tersebut berasal dari aktivitasnya membuat konten di media sosial.

Baca Juga :  Disiplinkan Siswa Ala Militer, Program Dedi Mulyadi Tuai Kritik Pedas dari KPAI!

“Saya kasih bonus untuk petugas upacara Rp25 juta untuk dibawa pulang ke rumahnya masing-masing,” ujar Dedi.

“Saya selalu ditanya, duitnya dari mana? Ngonten!” tambahnya menegaskan.

Dedi menegaskan bahwa dirinya tidak keberatan disebut sebagai gubernur konten. Ia bahkan menyebut julukan itu lebih baik dibandingkan menjadi kepala daerah yang tidak produktif.

Baca Juga :  DLH Sukabumi Tingkatkan Pengelolaan Alun-Alun Gadobangkong sebagai Pusat Edukasi dan Wisata Lingkungan

“Disebut gubernur konten, lebih baik jadi gubernur konten punya duit diberikan kepada rakyat, ketimbang jadi kepala daerah yang molor,” ujarnya.

Tak hanya itu, Dedi juga menyindir gaya kepemimpinan kepala daerah yang menurutnya terlalu formal dan kerap menggunakan anggaran untuk perjalanan dinas yang tidak berdampak langsung bagi masyarakat.

Baca Juga :  Istri Polisi Korban Penembakan di Lampung Dihadang Oknum Saat Temui Hotman Paris, Ada Apa?

“Daripada gubernur yang tidur, gubernur protokoler, gubernur ingin dihargai, gubernur menghabiskan anggaran jalan-jalan ke luar negeri, teu hayang teuing aing (tidak mau saya),” tandasnya.

Pernyataan tersebut mempertegas citra Dedi sebagai pemimpin yang memilih pendekatan langsung ke masyarakat, meski harus menghadapi kritik atas gaya komunikasinya yang kerap viral di dunia maya.***

Follow WhatsApp Channel kumpalan.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tragedi Tambang Cirebon: Dua Tersangka Ditetapkan, Terancam 15 Tahun Penjara
Regulasi Anti Diskriminasi Diterbitkan, Wamenaker Sentil Pengusaha yang Menolak Patuhi Aturan
Job Fair Bekasi Membludak, Wamenaker: Ini Alarm Keras Bagi Pemerintah!
Sejarah Panjang 1 Juni: Ketika Pancasila Sempat Tak Boleh Diperingati
Gunung Kuda Kembali Longsor, Pemprov Jabar Dorong Penetapan Darurat untuk Percepat Evakuasi
Duka di Cirebon: Longsor Tambang Telan Korban Jiwa, Tim SAR Terus Menyisir Lokasi
Bogor Terapkan Barak Militer untuk Anak Bermasalah, Dedie Rachim: Demi Bangun Karakter Generasi Muda
Jejak Panitia Sembilan: Penggagas Pancasila yang Mempersatukan Bangsa
error: Content is protected !!